Oleh : Gani Surahman / Ekonomi Syari'ah III
John Adam Smith atau yang lebih terkenal dengan
Adam Smith adalah seorang ahli filsuf berkebangsaan Skotlandia. Beliau dikenal
sebagai Bapak Ilmu Ekonomi dunia setelah menerbitkan sebuah buku yang berjudul: The Wealth
of Nations. Secara garis besar, buku ini membahas mengenai: apa yang
menentukan tingkat kemakmuran suatu bangsa dan bagaimana taraf hidup rakyat
dapat ditingkatkan dan didistribusikan.
Menurut
Adam Smith, secara sistematis ilmu ekonomi mempelajari tingkah laku manusia
dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna
mencapai tujuan tertentu. Ini yang banyak dikenal sebagai teori ekonomi klasik.
Dalam analisisnya, Adam Smith banyak menggunakan istilah-istilah normatif seperti:
nilai (value), kekayaan (welfare), dan utilitas (utility), berdasarkan
asumsi berlakunya hukum alami.
Dalam sistem kapitalis, Tuhan
dipensiunkan (retired God). Hal ini
direfleksikan dalam konsep laissez faire dan invisible
hand. Dari falsafah ini kita bisa melihat tujuan ekonomi kapitalis
hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya dengan pertumbuhan ekonomi setiap
individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi tercapainya kepuasan individu.
Begitu
pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran Tuhan sudah ditiadakan, semua hal
diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem kapitalis kepemilikian
individu menjadi absolut. Norma-norma yang dibangun berdasarkan pada
individualisme dan utilitarianisme. Setiap barang dianggap baik selama bernilai
jual, tidak ada
batasan ataupun norma yang jelas, baik dan buruk diserahkan kepada individu
masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal, terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia,
ketimpangan ekonomi dan sosial, perusakan alam, dan sebagainya, semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu
tanpa dibatasi oleh norma-norma agama.
Sistem ekonomi sosialis
mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana
mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap
kapitalisme yang pada waktu itu kam kapitalis atau kam borjuis
mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah
yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang
tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx,
tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya revolusioner
harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi harus
dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat. Kritik Marx atas kapitalisme ini
diimplementasikan oleh Lenin
dalam bentuk institusi Negara. Pada awal mulanya Lenin mengutarakan beberapa
hal yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan paham baru kepada masyarakat
Rusia setelah jatuhnya pemerintahan lama antara lain : Pertama, menggunakan
propaganda bahwa komunisme adalah partai rakyat. Kedua, adanya infiltrasi
organisasi-organisasi masyarakat, dan Ketiga, kekerasan, hal itu dilakukan
untuk mengembangkan idiologi Lenin dalam masyarakat yang harus dimerdekakan
dari penindasan pasar Rusia.
Gontor, Kampus Siman 14 September 2013
0 comments:
Post a Comment